in

Senyum di Balik Pintu

Kubuka pintuku,

Ada senyum hangat bundaku.

Kukotori lantainya sehabis hujan,

Tak peduli, ia peluk kuyubnya diriku.

.

Kutanya bundaku,

Kapan berakhir badai di luar sana?

Tersenyum hangat bundaku,

“Berapa lama pun, bunda di sisimu”

.

Kubuka pintuku,

Senyum indah terpancar dari bundaku.

Kubasahi lantainya dengan keringatku,

Tak peduli, ia kecup pipi dekilku.

.

Kutanya bundaku,

Sepanjang apa Dia membangun jembatan?

Tersenyum hangat bundaku,

“Sepanjang apapun itu, bunda mendampingimu”

.

Kubuka pintuku,

Tak ada senyum itu.

Tak ada peluk itu, apalagi kecup itu.

Ku tatap ruang kosong,

dinginnya menusuk jiwa.

.

Badaiku tidak pernah terlalu besar,

Jembatanku tidak pernah terlalu panjang,

namun rinduku sangatlah hebat.

What do you think?

Written by Martabakejucoklat

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Loading…

0

Bisu Rembulan

Bebas Terbatas