Sebenernya untuk nyari temen di era serba digital kaya gini bisa di bilang gampang-gampang susah sih. Terlepas dari terbatasnya kita untuk bertemu langsung dengan orang lain, kita masih sangat bisa untuk bercengkrama dengan teman-teman kita secara online. Tapi yang jadi sangat menyulitkan adalah membangun sebuah pertemanan yang berkualitas. Kualitas suatu pertemanan harus dibangun secara perlahan, dan salah satu hal yang bisa membantu terwujudnya kualitas itu adalah pertemuan yang intens.
Tapi sebelum ke bahasan bagaimana membangun pertemanan yang berkualitas itu, kita pahami dulu seperti apa sih pertemanan yang berkualitas itu. Jangan-jangan pertemanan kita yang sekarang ini sudah cukup berkualitas, atau bisa jadi malah sebaliknya
Menurut Berndt (2002) bahwa kualitas pertemanan adalah tingginya tingkat perilaku tolong-menolong, keakraban dan perilaku positif lainnya, serta rendahnya tingkat konflik, persaingan dan bentuk perilaku negatif lainnya sehingga kualitas pertemanan mempengaruhi keberhasilan remaja dalam berinteraksi dengan teman sebaya. Bentuk pertemanan seperti ini membuat remaja bisa mengembangkan keterampilan sosial nya karena dirinya mendapatkan respon positif dari lingkungan, berbeda dengan bentuk pertemanan yang cenderung ‘toxic’ yang bisa mengakibatkan trauma bagi remaja dalam menjalin sebuah hubungan sosial.
Pertemanan adalah hubungan timbal balik yang saling menguntungkan antara dua remaja, dimana seorang yang satu memberi perhatian kepada seorang yang lain. Remaja merasa mendapat masukan bagi dirinya tentang sesuatu yang belum diketahui sebelumnya, dan baik buruknya hubungan dalam pertemanan tersebut tergantung dari remaja itu sendiri. Di samping itu dengan pertemanan akan membantu remaja mendefinisikan identitas serta menambah kepercayaan dan kebanggaan diri.
Menurut Berndt (2002) ciri-ciri kualitas pertemanan sebagai berikut :
a.Self disclosure (pembukaan diri)
Dalam hubungan pertemanan harus ada keterbukaan dalam berbagai hal baik itu tentang pikiran dan perasaan yang paling pribadi serta saling menceritakan segalanya. Kalau kamu sudah mau bersedia menceritakan berbagai hal pada temanmu dan begitupun sebaliknya, itu sudah merupakan pertanda baik terhadap kualitas pertemanan kalian.
b.Intimacy(keakraban)
Dalam hubungan pertemanan remaja sering memberitahu kepada temannya tentang dirinya sendiri. Ga mesti terus-terusan bertemu atau terus-terusan berkontak, keakraban juga bisa terlihat dari seberapa jauh kita mengenal satu sama lain.
c.Self esteem support(dukungan harga diri)
Dalam hubungan pertemanan harus bisa memuji satu sama yang lain serta mendorong teman untuk keberhasilan setelah mengalami kegagalan. Bukan hanya memuji, kritik yang sifatnya membangun juga bisa dikatakan sebagai dukungan yang positif untuk teman kita.
d.Loyality (kesetiaan)
Dalam sebuah kualitas pertemanan remaja akan membela satu sama lain serta melawan jika terdapat masalah dengan orang lain.
e.Prosocial behavior (perilaku sosial)
Dalam sebuah pertemanan, remaja belajar dari satu sama lain tentang bagaimana berperilaku sosial. Ketika temanmu memberikan suatu kebaikan maka kita juga akan memberikan perilaku yang sama sehingga interaksi antara keduanya pun terjalin dengan begitu positif.
Nah, jadi kira-kira kalau sudah membaca ciri-ciri tersebut, apakah kamu udah bisa menentukan pertemananmu itu berkualitas atau tidak? Atau jangan-jangan pertemanan kalian hanya dipenuhi dengan orang-orang yang bertopeng saja? Bisa kamu tentukan sendiri yaa..
Penulis : Faldhy Dwi Budiansyah – KARNA
Comments
Loading…