Pukul dua belas, yang sulit untuk bernapas. Satu pasang mata yang berusaha untuk bebas, dan mangata yang sudah tampak jelas. Suara air keran memenuhi ruangan, menyisakan bau hujan setelah petang. Pandangan mengedar ke seluruh ruangan, ada sedikit sesak yang menjalar, dan tenang yang tak mau tinggal. Karena bahkan setelah kamu pergi dan tak kembali, bayanganmu masih saja disisi. Terlalu lelah untuk berlari meninggalkan segala yang penuh nyeri. Tak terasa kala arunika mulai kembali, dan aku masih sendiri.
Comments
Loading…