Reandra kembali menghela nafasnya pelan. Sudah 2 jam ia berada disini bersama Naila sang sahabat karib. Namun nampaknya semua usahanya hanya sia sia saja. Reandra berusaha meyakinkan Naila perihal dirinya yang ingin pergi kuliah ke luar kota,namun Naila tetap saja terdiam tidak memberi jawaban apapun.
“Nai,kamu tau aku ga pernah bohong kan? Tapi kenapa setelah aku jelasin panjang lebar kamu tetep ga percaya sama aku? Kamu udah terlanjur marah ya?” Reandra memegang tangan Naila lalu mengusapnya pelan.
Naila yang tak tahan dengan semua ini langsung menangis terisak. Ia masih tak menyangka bahwa sahabat karibnya sejak kecil akan pergi meninggalkan dirinya.
“Aku tau kamu ga pernah bohong tentang apapun. Tapi aku terlanjur sakit Rean… Kamu mau berangkat besok sedangkan kamu baru kasih tau aku hari ini.” Naila hanya bisa terisak pelan dan tetap saja menghindari kontak mata dengan Reandra.
“Maafin aku Nai.. Aku sebenarnya mau ngasih tau lebih awal. Tapi aku ga siap buat hal ini. Aku takut kamu bakal marah besar. Makanya aku baru bisa kasih tau sekarang.” Reandra mencoba untuk menghentikan tangisan Naila namun sepertinya hal itu sia sia.
“Kamu tau kan,aku ga bisa ngelepasin kamu gitu aja? Apalagi kamu keluar kota nya sendirian. Ga ada keluarga atau teman dekat disana. Aku takut kamu kenapa napa.” Naila mencoba untuk berhenti menangis. Karena ia tau,tidak ada gunanya menangis disaat saat seperti ini.
“Kamu ga usah khawatir Nai.Aku bisa jaga diri kok. Aku ini laki laki,ga ada namanya laki laki yang takut sama dunia luar. Inget itu Nai.” Reandra tetap berusaha meyakinkan Naila bahwa ia baik baik saja.
“Tapi Rean…”
“Kalau kamu takut,cukup baca mantra ini” Ujar Reandra yang berhasil membuat Naila mengernyitkan dahinya.
“Everything will be okay. Reandra bakal selalu ada buat Naila.” Ujar Reandra sembari mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Naila.
Naila hanya diam melihat Reandra. Ia tak menyangka sahabat karibnya akan menjadi orang yang lembut seperti ini. Karena biasanya Reandra adalah orang yang sangat keras kepala dan susah untuk dinasehati. Namun kali ini berbeda.
“Ini beneran kamu? Reandra?” Ujar Naila ragu
Reandra hanya terkekeh melihat tingkah Naila. Reandra lalu mengelus rambut coklat Naila.
“Ya ialah ini aku. Reandra yang terkenal akan keras kepalanya” Naila pun tertawa mendengar ucapan Reandra itu.
6 tahun kemudian
“Reandra bohong. Katanya akan berjanji mengirimkan surat untukku. Namun nyatanya? Semenjak ia pergi dari sini dia tidak pernah mengirimkan kabar kepadaku.” Ujar Naila sembari terduduk didekat jendela kamarnya. Seolah olah sedang menunggu seseorang dari luar sana datang masuk ke halaman rumahnya.
Dan sampai seterusnya pun begitu. Naila tetap saja menunggu didekat jendela kamarnya. Berharap Reandra pulang dan memberikan kejutan kepadanya. Lagi lagi Naila terisak sembari mengucap mantra yang pernah diucapkan oleh Reandra dulu
“Everything will be okay. Reandra bakal selalu ada buat Naila.”
Ia mengucapkan mantra itu hari demi hari. Namun hasilnya nihil. Reandra tetap tidak pernah kembali.
“Reandra,kamu dimana?”
Comments
Loading…