Ku seruput kopi hitamku
Yang masih panas dari tungku kayu
Ku tatap semesta di atasku
Yang warnanya masih tetap biru
Kita terduduk di tenda kuning terang,
Membunuh waktu sampai terlihat bintang.
Tangan kasar yang kusentuh,
Seakan memutar memori utuh.
Saat-saat kau menulis dengan pena di kertas lusuh,
Saat-saat rambutku sering kau basuh,
Saat-saat kita tak pernah jenuh.
Kusentuh lagi tangan itu.
Tangan yang telah memberi banyak ilmu,
Tangan yang selalu menghapus sendu,
Tangan yang dapat menyentuh kalbu.
Kini kau perlahan bebas,
Hingga kopiku tak lagi panas.
Karenamu aku tahu,
Langit tak selalu sebiru itu.
keren banget!
Terima kasihhh! ?