Photo by Green Chameleon on Unsplash
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) nampaknya bukan cuma menjadi masalah bagi siswa, namun juga bagi guru. Efektivitas dari pembelajaran jarak jauh tentunya lebih kecil daripada pembelajaran offline karena dalam pembelajaran offline tatap muka, proses pemberian materi dapat lebih mudah serta interaksi antara guru dan murid bisa lebih mudah. Dengan PJJ, guru tidak bisa memberikan materi secara leluasa seperti di kelas, akibatnya tidak sedikit guru yang hanya memberikan video pembelajaran atau softcopy materi untuk dipelajari secara mandiri oleh siswa dan pembelajaran menjadi tidak interaktif.
Dengan metode belajar seperti itu, wajar jika tingkat pemahaman siswa lebih rendah, karena mereka tidak memiliki tempat untuk bertanya atau meminta penjelasan yang lebih detail. Namun ternyata ada guru yang tetap menuntut siswa untuk harus memahami materi tanpa mempertimbangkan keadaan siswa tersebut seperti kiriman dari sender @schfess berikut ini.
Sender mengirimkan sebuah screenshot chat dengan gurunya yang menunjukkan bahwa sender tersebut mengaku belum paham, namun sang guru menjawab bahwa ia sulit menjelaskan dengan sistem daring dan menilai bahwa sender bisa karena ia adalah juara kelas yang memiliki nilai paling bagus dan seharusnya bisa belajar sendiri. Ternyata banyak keluhan serupa di kolom reply seperti yang diceritakan oleh akun twitter @dubokkiyy ini nih.
Hal ini juga berlaku bagi @nanasmangka2 yang merupakan salah satu siswa kelas unggulan.
Aduh, sistem pembelajaran daring emang masalah bagi siswa dan guru. Guru sulit menjelaskan materi dan siswa sulit memahami materi. Maka alangkah baiknya jika kedua pihak sama-sama berusaha dengan giat, memahami posisi satu sama lain, dan bertanggungjawab dengan perannya masing-masing.
Comments
Loading…