Ia tanya hatinya,
Apa yang ada di pikirannya
.
Seorang lelaki berdiri tegap,
Tak lelah menunggu sandingannya
Tak peduli awan hitam merayap,
Ia setia menunggu mataharinya
.
“Jikalau saja,” gumamnya
Ia terisak,
Dadanya sesak,
Ada rasa sakit yang telak
.
Jemarinya lincah
Demi yang lemah,
Demi sebuah arah,
Demi sebuah langkah
.
“Bumiku”
“Hakku”
“Rumahku”
“Milikku”
.
“Jikalau saja,” katanya,
Ia lebih kukuh,
Ia tidak jatuh
Mungkin miliknya tetap utuh
.
Buminya,
Haknya,
Rumahnya,
Miliknya
.
Ia berkabar
Menyatukan laskar
Tak ada rasa getar
Hanya asa seterang fajar
.
“Jikalau saja,” serunya,
Semua dapat disangka,
Hal dapat dikira,
Ia pasti dapat menatap senyum seindah senja
.
Seorang lelaki berdiri tegap
Buminya tak lagi gelap
Namun kini ia terlelap
.
.
.
*Terinspirasi dari Film “Bumi Manusia”*
Comments
Loading…