Buat kamu yang lahir di sekitar tahun 1995 – 2010, bisa dibilang kamu merupakan bagian dari Generasi Z. Sebuah generasi yang tumbuh berkembang dengan teknologi, bahkan Gen Z ini mendapat julukan digital native, yaitu merupakan kelompok yang saat mulai belajar menulis sudah mengenal internet. Kamu adalah generasi yang sudah pandai menggunakan layar sentuh, bahkan sebelum kamu bisa berjalan tegak. Kamu yang berada di generasi ini cenderung suka melakukan pemecahan masalah karena kamu adalah orang-orang yang berpikir kritis.
Ke khasan generasi ini tidak dimiliki oleh generasi yang lain. Sudah sewajarnya kesenjangan genarasi (Generasi Gap) kerap terjadi dalam berbagai lingkungan karena pada dasarnya setiap generasi mempunyai keunikan masing-masing.
Kamu mungkin sering konflik dan berbeda pendapat dengan kakak atau senior di sekolah / kampus kamu yang merupakan Generasi Milenial. Kamu juga mungkin sering bingung untuk mengkomunikasikan keinginanmu yang selalu berbeda dengan keinginan orang tua dan juga gurumu karena mereka merupakan bagian dari Generasi X.
Generasi Milenial dan juga Generasi X punya kekhasan nya masing-masing. Milenial merupakan orang-orang yang lahir pada tahun 1982-1996. Mereka adalah generasi yang hidup pada zaman peralihan dari dunia analog ke dunia digital. Banyak sekali perubahan sepanjang rentang kehidupan mereka sehingga mengharuskan mereka untuk melatih diri lebih baik dalam mendapatkan pekerjaan, karena persaingan semakin meningkat. Sedangkan Gen X yang lahir pada tahun 1965-1981 membentuk diri mereka sebagai orang-orang yang individual, ambisius dan gila kerja. Mereka lebih menyukai stabilitas dalam pekerjaan dan keluarga, cenderung lebih aktif secara fisik namun cukup senjang dengan teknologi.
Gen X, Milenial dan Gen Z jelas sekali memiliki perbedaan dan itu yang menyebabkan munculnya Generasi Gap.
Terus gimana dong caranya biar konflik antar generasi ini tidak berkelanjutan dan justru bisa berakhir dengan saling memahami kondisi satu sama lain??
Yuk kita simak beberapa poin dibawah ini.
1. Sadar akan karakteristik setiap Generasi
Seperti yang sudah sedikit dibahas sebelumnya, tidap generasi punya karakternya masing-masing. Kita bisa saja mencari tahu lebih banyak tentang karakter setiap generasi, seperti apa sejarahnya, apa yang membentuk mereka seperti itu, seperti apa lingkungan disekitar ketika mereka tumbuh dan berkembang. Dengan mengetahui berbagai alasan itu, kita akan lebih paham akan karakteristiknya sehingga bisa mencari cara untuk membaur dengan berbagai generasi. Sebagai contoh kita ambil saja satu hal yang menjadi pembeda paling mencolok yaitu Bahasa.
Ketika generasi baru berusaha untuk mendefinisikan diri mereka sebagai sesuatu yang terpisah dari yang lama, mereka mengadopsi istilah dan bahasa gaul baru, memungkinkan generasi untuk menciptakan rasa perpecahan dari yang sebelumnya. Pemahaman akan Bahasa yang digunakan, secara tidak langsung bisa membangun sebuah jembatan yang menghubungkan terjalinnya komunikasi antar generasi.
2. Berlatih untuk menjadi pendengar yang baik
Opini yang kita miliki tentang suatu hal akan semakin terlihat nyata perbedaannya saat kita berada dalam lingkungan yang didalamnya terdapat beberapa generasi. Untuk melatih kemampuan dalam mendengarkan secara mendalam atau deep listening, kamu perlu menahan dulu pandangan yang kamu miliki, terutama disaat-saat kritis. Jangan berpura-pura mendengarkan sambil menyiapkan bantahan yang akan kamu berikan. Cobalah untuk membayangkan jika kamu adalah orang yang berada pada posisi tersebut. Lihat hal tersebut dari sudut pandang mereka.
3. Jangan terus-terusan fokus pada perbedaan, Cari solusi dan kesepakatan
Kalau perbedaan itu terus dipelihara, maka setiap generasi hanya akan terjebak dalam egonya sendiri tanpa bisa menemukan jalan keluar. Jadi daripada harus meributkan permasalahan yang tidak sesuai dengan keadaan suatu generasi, cobalah untuk memberikan pertanyaan yang mengarahkan setiap orang terhadap tantangan yang dihadapi dan cara untuk menghadapi tantangan tersebut. Sehingga akan berakhir dengan solusi yang menguntungkan semua pihak dan juga bisa disepakati bersama.
4. Menerima Ketidaksempurnaan
Ketika kedua belah pihak sedang mempermasalahkan suatu hal, mereka bisa menjadi tidak sabar terhadap yang lain. pihakSehingga mereka menjadi frustasi karena mereka tidak mampu untuk berempati dan menyelaraskan ide mereka. Setiap generasi pasti memiliki kekurangannya. Karena memang tidak ada yang sempurna. Anda hanya perlu memiliki kebesaran hati untuk menerima ketidaksempurnaan itu. Cobalah untuk melihat dari cara lain dalam menentukan keputusan yang adil bagi semua Terkadang dibutuhkan cara yang terlihat tidak baik untuk membuat kemajuan. Kamu harus sadar kalau sempurna itu tidaklah mungkin, sudah pasti ada sebuah kekurangan yang harus kamu terima sebagai sebuah konsekuensi.
.
Jadi, mulai sekarang kamu ga perlu lagi mempermasalahkan gap antar generasi yang berada disekitarmu, kamu hanya perlu membangun hubungan baik dan kerjasama yang kolaboratif.
Penulis : Faldhy Dwi Budiansyah – KARNA
Comments
Loading…